Samarinda, infosatu.co – Wali Kota Samarinda Andi Harun menegaskan peran penting moderasi beragama dan nilai spiritualitas dalam mewujudkan visi Indonesia 2045.
Hal itu disampaikannya usai upacara peringatan Hari Amal Bakti (HAB) ke-79 Kementerian Agama (Kemenag) yang berlangsung di lapangan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Samarinda, Jumat (3/1/2025).
Dalam sesi wawancara, Andi Harun kembali menyampaikan sambutan Menteri Agama Nasaruddin Umar yang sebelumnya dibacakan saat upacara peringatan HAB Kemenag.
“Menteri Agama meminta kita mencerminkan nilai-nilai ajaran agama dalam kehidupan keumatan agar umat lebih terhubung dengan spiritualitas yang menjadi fondasi kehidupan,” ujarnya.
Menurutnya, realitas kehidupan terkadang membuat seseorang lalai tentang nilai-nilai agama yang diyakini. Oleh karena itu, nilai-nilai spiritualitas perlu diintegrasikan dan menjadi napas dalam kehidupan.
Dengan demikian, setiap tindak-tanduk yang dilakukan dapat membawa kedamaian meski banyak perbedaan dalam masyarakat.
Dalam konteks menuju Indonesia Emas, moderasi beragama dinyatakan sebagai “jangkar” yang menjaga bangsa tetap stabil.
“Kita harus terus menjaga moderasi beragama agar umat dari berbagai keyakinan dapat hidup berdampingan dengan damai,” tegasnya.
Bagi Andi Harun, moderasi merupakan kunci emas yang membuka pintu kerukunan di tengah keberagaman. Dengan itu, konflik sosial di masyarakat dapat diredam dan keharmonisan sosial menjadi realitas.
“Toleransi dan penghormatan terhadap perbedaan harus terus dipupuk agar tidak hanya menjadi semboyan, melainkan bagian dari praktik kehidupan sehari-hari,” ujarnya sembari mengibaratkan toleransi sebagai benih yang harus ditanam dan dirawat dengan kesabaran.
Dalam lanskap yang lebih luas, Andi Harun menggarisbawahi peran strategis generasi muda sebagai “nahkoda“ masa depan. Baginya, membangun generasi unggul tidak cukup hanya dengan prestasi akademik. Karakter, adab, dan akhlak yang terpuji harus menjadi landasan kokoh.
“Generasi muda kita harus memiliki prestasi akademik, adab, dan akhlak yang terpuji, serta kualifikasi SDM yang unggul. Semua ini harus dipayungi oleh nilai-nilai spiritualitas dari agama masing-masing,” jelasnya.
Andi Harun telah mengingatkan bahwa moderasi dan spiritualitas bukan hanya tentang hidup berdampingan, tetapi juga tentang menyulam keberagaman menjadi kain kebangsaan yang utuh.
Di ujung perjalanan, visi Indonesia Emas 2045 bukan lagi impian, tetapi sebuah realitas yang berkilau karena pijar nilai-nilai luhur.